Real Madrid mengalami musim 2024/2025 yang penuh kekecewaan setelah gagal meraih gelar La Liga maupun Liga Champions. Meskipun Kylian Mbappe tampil gemilang dengan mencetak 43 gol dan meraih penghargaan Pichichi serta Ballon d’Or, ketergantungan berlebihan pada sang bintang justru menjadi kelemahan utama tim. FOOTBALL JETS, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 30% gol Real Madrid musim lalu berasal dari Mbappe. Hal ini menciptakan kerentanan taktis, terutama ketika pemain asal Prancis itu absen atau dinetralkan oleh lawan. Dalam 15 dari 21 pertandingan La Liga di mana ia mencetak gol, Mbappe juga menjadi pencetak gol pembuka, mengindikasikan kurangnya kontribusi dari pemain lain.
Xabi Alonso, yang kini memegang kendali sebagai pelatih, menyadari masalah ini. Ia menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada satu pemain dan membangun sistem yang lebih seimbang untuk musim mendatang.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
Strategi Alonso Membangun Serangan yang Lebih Kolektif
Sebagai pelatih baru, Xabi Alonso membawa visi taktis yang berbeda ke Santiago Bernabeu. Salah satu fokus utamanya adalah menciptakan serangan yang lebih variatif dan tidak bergantung pada individu. Alonso percaya bahwa tim besar seperti Real Madrid harus mampu mencetak gol dari berbagai sumber, bukan hanya mengandalkan Mbappe.
Untuk mewujudkannya, Alonso berencana memberikan peran lebih besar kepada pemain seperti Vinicius Junior, Rodrygo, dan Federico Valverde. Ketiganya telah menunjukkan potensi sebagai pencetak gol ketika diberi kesempatan. Selain itu, Alonso juga ingin mengoptimalkan kontribusi gelandang serang dan bek sayap dalam membangun serangan.
Sistem baru ini diharapkan dapat membuat Madrid lebih sulit diprediksi oleh lawan. Dengan distribusi gol yang merata, tim tidak akan mudah kehilangan daya saing meski salah satu bintangnya tidak berada dalam kondisi terbaik.
Baca Juga: Manchester United Kecewa! Viktor Gyokeres Lebih Memilih Arsenal
Pemberdayaan Pemain Muda dan Solusi Jangka Panjang
Selain mengandalkan bintang-bintang yang sudah mapan, Alonso juga berkomitmen untuk memberdayakan pemain muda sebagai bagian dari proyek jangka panjang. Talenta seperti Franco Mastantuono dan Arda Guler akan mendapat lebih banyak kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi di lini serang.
Alonso dikenal sebagai pelatih yang sukses membina pemain muda selama membesut Bayer Leverkusen. Pengalaman ini menjadi modal berharga bagi Madrid dalam mencetak generasi baru yang produktif. Dengan memberikan menit bermain kepada para bintang muda, Alonso berharap dapat menemukan opsi-opsi baru yang mampu mencetak gol secara konsisten.
Pendekatan ini tidak hanya mengurangi beban Mbappe, tetapi juga memastikan bahwa Madrid memiliki kedalaman skuad yang memadai untuk bersaing di berbagai kompetisi.
Tantangan ke Depan dan Harapan untuk Musim Baru
Transformasi taktik yang diusung Alonso tidak akan berjalan mulus tanpa tantangan. Salah satu ujian terbesar adalah bagaimana membuat para bintang seperti Mbappe, Vinicius, dan Rodrygo beradaptasi dengan sistem yang lebih kolektif. Selain itu, Alonso juga harus menemukan formula terbaik untuk menyeimbangkan antara eksperimen pemain muda dan tuntutan hasil instan.
Namun, optimisme tetap tinggi mengingat rekam jejak Alonso sebagai pelatih yang inovatif. Jika berhasil menerapkan filosofinya, Madrid bisa kembali menjadi tim yang ditakuti dengan serangan multidimensi. Tujuan utamanya jelas: memastikan bahwa musim 2025/2026 tidak lagi bergantung pada satu nama, tetapi pada kekuatan tim secara keseluruhan.
Dengan persiapan matang dan komitmen dari seluruh pemain, Real Madrid berpeluang besar bangkit lebih kuat dan meraih trofi yang luput di musim sebelumnya. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik footballjetsofficialshop.com.